Zero Magic Chapter 0.5 Prolog

Jika ada chapter yang kosong/blank, Kamu harus login terlebih dahulu untuk mengaksesnya dan akan terbuka sesuai role kamu

Baca novel Zero Magic Chapter 0.5 Prolog bahasa Indonesia terbaru di Novel Nook Haven. Novel Maryoku Zero de Tsuihou Saremashita ga bahasa Indonesia selalu update di Novel Nook Haven. Jangan lupa membaca update novel lainnya ya. Daftar koleksi novel Novel Nook Haven ada di menu Daftar Novel

Jika Chapter masih belum terbuka kalian harus login terlebih dahulu dan harus memiliki role "Member" untuk mengakses Series ini, Klik [LOGIN] untuk login terlebih dahulu atau bisa kalian akses di daftar menu

Prolog

Saat menerima pedang sihir, Guru berkata kepadaku.

“Pedang sihir itu ada dua jenis…”

Yang pertama adalah pedang sihir yang tercipta secara tak sengaja oleh tatanan dunia atau fenomena alam. Yang kedua, pedang sihir yang sengaja diciptakan oleh seseorang dengan bakat luar biasa, dengan harga pengorbanan nyawa mereka. Keduanya hanya bisa digunakan oleh orang yang memiliki kecocokan dengannya.

Jenis pertama tercipta untuk mengalahkan raja iblis, dan sejak awal hanya pahlawan yang ditakdirkan untuk menggunakannya. Namun, untuk jenis kedua, misterinya belum terpecahkan, sehingga tak seorang pun tahu siapa yang bisa menggunakannya. Karena itulah, ada orang yang memuja pedang sihir, tapi ada pula yang ketakutan karenanya.

Guru bilang, pedang sihir yang akan diberikan kepadaku adalah jenis kedua. Lalu, ia menambahkan satu hal lagi.

Elias, ada satu hal lagi yang harus kuberitahu selain soal pedang sihir ini.”

“Hm?”

“Mulai hari ini, kau akan meninggalkan aku. Tapi, jangan sendirian. Carilah teman yang benar-benar bisa kau percaya dari hati.”

(Kenapa begitu?)

Tapi, karena itu kata Guru, aku mengangguk. Lalu, dengan senyum licik, ia berkata, “Makanya, aku sudah berbicara dengan keluarga kerajaan, dan kau resmi menjadi anggota kelompok pahlawan!”

“Hah!?”

(Tunggu, ini aneh banget!!)

Aku bisa memahami soal mencari teman yang bisa dipercaya. Tapi, kenapa tiba-tiba aku dimasukkan ke kelompok pahlawan yang begitu penting!?

“Yah, wajar kalau kau kaget. Tapi, berjuanglah!”

“Tunggu dulu, Guru…”

Aku merengek, tapi tentu saja tak ada gunanya. Akhirnya, aku resmi menjadi anggota kelompok pahlawan.

Guru tampak senang melihatku bergabung dengan kelompok pahlawan, tapi saat menatap pedang sihir itu, sesaat wajahnya tampak muram.

Saat itu, aku—Elias Martin—terlalu sibuk memikirkan soal kelompok pahlawan hingga tak benar-benar memahami betapa luar biasanya pedang sihir ini. Bagaimanapun juga, dengan kekuatan sihirku yang nol, aku cuma berpikir bahwa pedang ini, meski cocok denganku, hanya akan membuatku sedikit lebih kuat dibandingkan memakai pedang biasa.

※ ※ ※

Aku menatap punggung Elias yang melangkah keluar dari kediaman, sambil bergumam pelan.

“Kurasa, ini artinya aku sudah menyelesaikannya, ya?”

Penyesalan sebesar apa pun tak akan pernah cukup. Lima belas tahun lalu, dalam pertempuran melawan kaum iblis, aku kehilangan satu-satunya sahabatku—orang tua Elias.

Yang tertinggal hanyalah Elias, yang saat itu bahkan belum genap berusia empat tahun. Aku tak tahu harus berbuat apa.

(Apa seorang petualang sepertiku bisa membesarkan anak?)

Anak kecil di hadapanku ini adalah putra dari sahabatku yang begitu berarti. Aku tak tahu apa yang harus kuajarkan pada anak yang tak memiliki ikatan darah denganku ini.

Saat aku tenggelam dalam pikiran itu, Elias, dengan wajah penuh air mata, bertanya mengapa kedua orang tuanya tak kunjung pulang.

Melihatnya seperti itu, aku tersentak sadar dan semakin menyalahkan diri sendiri. Lalu, sambil memeluk Elias erat, aku mengambil keputusan.

(Aku akan memastikan anak ini bahagia.)

Awalnya, aku melakukannya demi sahabatku. Tapi kini, bukan lagi soal itu. Aku tak ingin anak ini tumbuh penuh dengan kebencian seperti diriku. Karena itu, aku memutuskan untuk berhenti menjadi petualang, mengajarkan segala yang kutahu kepada Elias, dan hari ini, aku melepasnya memulai perjalanan sendiri. Di saat ini, aku berpikir.

(Kalian berdua, aku sudah membesarkan Elias dengan baik. Jadi, boleh kan kalau sekarang aku melakukan apa yang harus kulakukan?)

Elias kini telah pergi. Kalau begitu, aku merasa boleh saja memprioritaskan apa yang harus kulakukan. Maka, aku mulai menyelami rahasia tentang kaum iblis.


Baca juga :

tags: baca novel Zero Magic Chapter 0.5 Prolog, light novel Zero Magic Chapter 0.5 Prolog, baca Zero Magic Chapter 0.5 Prolog online, Zero Magic Chapter 0.5 Prolog bab, Zero Magic Chapter 0.5 Prolog chapter, Zero Magic Chapter 0.5 Prolog high quality, Zero Magic Chapter 0.5 Prolog novel scan, ,

Comment

close